BAB I
Pendahuluan
a.
Latar
belakang masalah
Perkataan ekonomi berasal dari perkataan oikos (yunani) dan nomos.
Oikos berarti rumah tangga sedangkan nomos berarti peratuaran. Jadi ekonomi
pada hakekatnya berarti cara-cara mengatur rumah tangga.
Kegiatan ekonomi telah ada sejak zaman dahulu, sejak manusia itu ada.
Berbicara masalah ekonomi tentu tidak luput membicarakan tentang sejarah
ekonomi tersebut.
Banyak yang beranggapan bahwa ilmu ekonomi mulai berkembang pada abad ke
18. Akan tetapi para ahli ekonom pada masa tersebut masih menggunakan
teori-teori ekonom pendahulunya untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam
kehidupan bermasyarakat.
Ilmu pengetahuan ekonomi tak luput
dari filsafat, maka dari itu kami sebagai pemakalah akan membahas 2 tokoh
penting Yunani yaitu Plato dan Aristoteles. Mereka berdua sangat berpengaruh
dalam kehidupan ekonomi dunia.
b.
Rumusan
Masalah
1.
Sejarah pemikiran ekonomi Plato
2.
Sejarah pemikiran ekonomi
Aristoteles
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Plato
Filosof Yunani kuno Plato
tak pelak lagi cikal bakal filosof politik Barat dan
sekaligus dedengkot pemikiran etika dan metafisika mereka. Pendapat-pendapatnya
di bidang ini sudah terbaca luas lebih dari 2300 tahun. Tak pelak lagi, Plato
berkedudukan bagai bapak moyangnya pemikir Barat,
Plato dilahirkan dari kalangan
famili Athena kenamaan sekitar tahun 427 SM. Di masa remaja dia berkenalan
dengan filosof kesohor Socrates yang jadi guru sekaligus sahabatnya. Tahun 399
SM, tatkala Socrates berumur tujuh puluh tahun, dia diseret ke pengadilan
dengan tuduhan tak berdasar berbuat brengsek dan merusak akhlak angkatan muda
Athena. Socrates dikutuk, dihukum mati. Pelaksanaan hukum mati
Socrates –yang disebut Plato “orang terbijaksana, terjujur,
terbaik dari semua manusia yang saya pernah kenal”– membikin Plato benci
kepada pemerintahan demokratis.
Tak lama sesudah Socrates
mati, Plato pergi meninggalkan Athena dan selama
sepuluh-duabelas tahun mengembara ke mana kaki membawa.
Sekitar tahun 387 SM dia
kembali ke Athena, mendirikan perguruan di sana, sebuah akademi yang berjalan
lebih dari 900 tahun. Plato menghabiskan sisa umurnya yang
empat puluh tahun di Athena, mengajar dan menulis ihwal filsafat. Muridnya yang
masyhur, Aristoteles, yang jadi murid akademi di umur tujuh belas tahun
sedangkan Plato waktu itu sudah menginjak umur enam puluh tahun. Plato tutup
mata pada usia tujuh puluh.
Plato percaya
bahwa bagi semua orang, entah dia lelaki atau perempuan, mesti disediakan
kesempatan memperlihatkan kebolehannya selaku anggota “guardian”. Plato
merupakan filosof utama yang pertama, dan dalam jangka waktu lama
nyatanya memang cuma dia, yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang
kelamin. Untuk membuktikan persamaan pemberian kesempatannya.[1]
Pada zaman
yunani kuno pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagian dari filsafat,
khususnya filsafat oral, dan sering diartikan dengan rasa keadilan serta
kelayakan yang perlu diperhatikan yang perlu diperhatikan dalam rangka
penciptaan suatu masyarakat yang adil dan makmur secara merata.
Gagasan
Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja dari pemikirannya tentang
keadilan dalam sebuah negara ideal.
Menurut
Plato dalam sebuah negara ideal kemajuan tergantung pada pembagian kerja yang
timbul secara alamiah dalam masyarakat, Plato juga membedakan 3 jenis pekerjaan
yang dilakukan oleh manusia yaitu, pekerjaan sebagai tentara, pekerjaan sebagai
pengatur, dan pekerjaan sebagai pekerja.
Plato juga
mengatakan bahwa lapisan masyarakat yang berhak untuk mengejar laba dan
mengumpulkan harta adalah kelompok pekerja. Sedangkan kelompok pengatur dan
tentara mereka bekerja bukan untuk mengumpulkan harta dan kekayaan, tetapi
hanya mengabdi dan memikirkan pekerjaan
mereka. Dengan pembagian kerja dan pembatasan waktu tersebut maka hawa nafsu
manusia untuk memperoleh barang dan harta yang sebesar-besarnya dapat
dikendalikan, sehingga diharapkan akan tercipta suatu masyarakat yang adil dan
makmur.
Hal lain
yang dikemukakan Plato adalah tentang keharusan penganekaragaman pekerjaan
dalam masyarakat, sehingga mereka tidak perlu membuat segala sesuatu untuk
dengan sendirinya karena memang tidak
mungkin memenuhi kebutuhannya sendiri.[2]
b.
Sejarah Pemikiran Ekonomi
Aristoteles
Aristoteles
dilahirkan di Stagyra di Thrace, kurang lebih tahun 384 SM. Ayahnya mewarisi
kedudukan sebagai dokter pribadi raja Makedonia. Pada umur delapan belas
tahunan aristoteles belajar dari plato; ia belajar di akademi hampir dua puluh tahun sampai wafatnya plato tahun 348-7
SM. Dan terkenal sebagai “Bapak Logika”, ( logika, fisika, metafisika, dan
etika ).
Gagasan antara Plato
dan Aristoteles terhadap perbudakan, Aristoteteles bukanlah pendukung
kesetaraan yang mana ketika Aristoteles mengembangkan ajaran filsafat tentang
etika. Etika Aristoteles pada dasarnya sama dengan etika Socrates dan Plato.[3]
Bila dibandingkan Plato membela anggapan,
bahwa mereka yang ditugaskan untuk memimpin negara harus menguasai ilmu
hitung. Sedangkan Aristoteles yang lebih cenderung kearah pandangan filsafat
sejarah daripada masalah-masalah kemasyarakatan. Agaknya disini sudah mulai
terlihat perbedaan faham antara Ekonomi literal dan Ekonomi
kuantitatif , misalnya pada Quesney dapat kita melihat suatu kecenderungan yang jelas kearah pandangan
kuantitatif, sedangkan pada Adam Smith terlihat kecenderungan kearah pandangan
filsafat sejarah.
Kini analisa kuantitatif makin lama makin mencapai kemenangan. Dalam
bukunya “Negara”, Aristoteles membedakan ; oikonomie (yang
mempelajari cara-cara mengatur rumah tangga) dan Chrematistie (yang
mempelajari aturan-aturan pertukaran). Dan sebenarnya dapat pula dianggap
sebagai pelopor Ekonomi Teoritika.
Menurut
Aristoteles, kepala keluarga berusaha agar terdapat pemenuhan kebutuhan
sebaik-baiknya dalam lingkungan rumah tangganya. Bilamana Oikos (rumah
tangga) yang satu, mempunyai benda tertentu dalam jumlah lebih, maka adalah
logis bahwa benda tersebut ditukar dengan benda-benda surplus oikus lainnya.
Begitu pula
Aristoteles mengadakan perbedaan antara nilai pakai dan nilai tukar dengan
manyatakan bahwa sepasang sepatu dapat digunakan (dipakai), tetapi dapat pula
digunakan untuk ditukar. Anggapan selanjutnya adalah bahwa baik uang maupun
pertukaran yang dimungkinkan oleh uang adalah esensial bagi kehidupan
masyarakat. (kita dapat membayangkan sendiri kesulitan-kesulitan yang dihadapi
oleh suatu barter ekonomi).
Aristoteles
menguraikan uang sebagai benda yang semula diidamkan oleh setiap orang, karena
kemungkinan penggunaan-penggunaan yang langsung, dan dengan diterima sebagai
suatu alat pertukauran, disebabkan karena semua orang mempunyai kepastian bahwa
uag tersebut dapat dialihkan pihak lain, akan tetapi ia menekankan bahwa usaha
untuk mencapai uang janganlah dijadikan tujuan.
Seperti
halnya dalam hubungan membeli dan menjual, bahkan secara lebih spesifik dalam
hal meminjamkan uang dengan mendapat bunga modal. Pendangan modern kini adalah
bahwa ilmu ekonomi, merupakan sebuah ilmu pengetahuan otonom.
Ilmu
pengetahuan sosial kni bersifat faktual secara teknis. Sedangkan konsepsi kuno,
pada garis besarnya bersifat filosofis, artinya diorientasikan kearah
keseluruhan, dan ditujukan kearah usaha untuk menentukan suatu metode guna
mengorganisasi masyarakat dengan bijaksana.[4]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Plato percaya
bahwa bagi semua orang, entah dia lelaki atau perempuan, mesti disediakan
kesempatan memperlihatkan kebolehannya selaku anggota “guardian”. Plato
merupakan filosof utama yang pertama, dan dalam jangka waktu lama
nyatanya memang cuma dia, yang mengusulkan persamaan kesempatan tanpa memandang
kelamin. Untuk membuktikan persamaan pemberian kesempatannya.
Hal lain yang dikemukakan Plato adalah tentang keharusan penganekaragaman
pekerjaan dalam masyarakat, sehingga mereka tidak perlu membuat segala sesuatu
untuk dengan sendirinya karena memang
tidak mungkin memenuhi kebutuhannya sendiri
Gagasan antara Plato dan
Aristoteles terhadap perbudakan, Aristoteteles bukanlah pendukung kesetaraan
yang mana ketika Aristoteles mengembangkan ajaran filsafat tentang etika. Etika
Aristoteles pada dasarnya sama
dengan etika Socrates dan Plato.
Menurut
Aristoteles, kepala keluarga berusaha agar terdapat pemenuhan kebutuhan
sebaik-baiknya dalam lingkungan rumah tangganya. Bilamana Oikos (rumah
tangga) yang satu, mempunyai benda tertentu dalam jumlah lebih, maka adalah
logis bahwa benda tersebut ditukar dengan benda-benda surplus oikus lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Winardi . Sejarah Perkembangan ilmu Ekonomi.
Bandung. Tarsito
lumayan nih buat referensi tugas.makasih ya ;D
BalasHapus